Dia...pemarah yang berani.
Masih jelas dalam ingatan ketika ia diminta
menghadap kepala tata usaha di sekolahku
dulu, hanya untuk mendapatkan kartu ijin ujian, karena biaya sekolah ku
belum lunas.
Dia..pendiam yang romantis.
Masih jelas dalam ingatan ketika ia
menghadiahiku satu box coklat beng-beng
kesukaanku dan satu stel baju tidur di hari ulang tahunku.
Meski aku tau ia tak
punya uang kala itu.
Dia...perfeksionis yang
rajin.
Masih jelas dalam
ingatan ketika ia tak bosannya memungut rontokan rambut putri-putrinya yang
berserakan di lantai. Meski sambil menggerutu :)
Dia..papa, ayah, bapak
dan juga opa bagi kami anak-anak dan cucunya.
Meski aku tau suatu
saat nanti anakku tidak akan bisa bertemu sosok opanya.
Dia...Sebut saja
laki-laki misterius.
Karena hingga detik
ini, aku tidak tau kemana kakimu melangkah setiap harinya kala itu.
Yang aku tau engkau pulang membawa mainan atau makanan kesukaan kami.
Yang aku tau engkau pulang membawa mainan atau makanan kesukaan kami.
Pa, maafkan aku yang
belum sempat membalas kebaikanmu.
Karena raga ini masih
belia kala itu pa, yang kami tau hanya bermain dan belajar.
Pa, seandainya engkau
masih ada, ingin rasanya berkumpul bersama, kini cucumu sudah besar pa...sudah sekolah ^.^
Pa, seandainya Allah
masih memberimu waktu, bulan ini adalah bulan kelahiranmu pa...Ingin rasanya
kini aku menghadiahimu. Membelikan sesuatu yang papa suka.
Pa, berbahagialah
disana, di Surga Allah Yang Maha Kuasa , bahagialah bersama mimpi-mimpi yang belum
sempat terjamah dunia.
a greatest moment with u :) |
ur achievement :) |